Rabu, 22 Juni 2011

RPP Berkarakter Mat SD

RPP SD: Keliling Persegi dan Persegi Panjang

Satuan Pendidikan : SD
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : Kelas III/Semester 2
Materi Pembelajaran : Keliling persegi dan persegi panjang


I. Standar Kompetensi : 5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi
panjang, serta penggunaannya dalam
pemecahan masalah
II. Kompetensi Dasar : 5.1 Menghitung keliling persegi dan persegi
panjang
III. Indikator
A. Kognitif
1. Produk:
a. Menghitung keliling persegi
b. Menghitung keliling persegi panjang
2. Proses:
a. Menggambar persegi dari keliling yang sudah diketahui
b. Menggambar persegi panjang dari keliling yang sudah diketahui
B. Afektif
1. Mengembangkan perilaku berkarakter meliputi jujur dan tanggung jawab
2. Mengembangkan keterampilan sosial meliputi: bertanya dan menjadi
pendengar yang baik

IV. Tujuan Pembelajaran
A. Kognitif
1. Produk:
a. Siswa mampu menjelaskan keliling persegi
b. Siswa mampu menjelaskan keliling persegi panjang
c. Siswa mampu menghitung keliling persegi
d. Siswa mampu menghitung keliling persegi panjang
2. Proses:
a. Diberikan alat, bahan dan keliling persegi siswa mampu membuat
persegi
b. Diberikan alat, bahan dan keliling persegi panjang siswa mampu
membuat persegi panjang.
B. Afektif
1. Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar dan mengalami kemajuan dalam
menunjukkan perilaku berkarakter meliputi jujur dan tanggung jawab
2. Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar dan mengalami kemajuan dalam
mengembangkan keterampilan sosial meliputi: bertanya dan menjadi pendengar
yang baik

V. Materi Ajar
1. Keliling persegi
2. Keliling persegi panjang

VI. Alokasi Waktu: 4 x 35 menit

VII. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan diskusi

VIII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 x 35 menit)
A. Pendahuluan ( 10 menit)
Fase 1 ( menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa)
1. Guru memotivasi siswa dengan mengajak siswa berlari mengelilingi kelas.
Selanjutnya menanyakan kepada siswa “apakah yang sudah kita lakukan tadi?”
“apa bentuk kelas kita?” “pernahkah kamu berpikir berapa ukuran kelas kita?”
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti ( 55 menit )
Penggalan 1 (30 menit)
Fase II ( menyampaikan informasi )
3. Guru meminta siswa untuk menggambar bentuk lapangan yang sudah dikelilingi
di lantai ubin.
4. Guru meminta beberapa siswa untuk mengelilingi bentuk mini dari lapangan.
5. Guru meminta beberapa siswa menunjukkan keliling benda-benda berbentuk
persegi yang ada di kelas
6. Guru memberikan informasi tentang keliling. Selanjutnya guru bertanya
“bagaimana cara menghitung keliling kelas kita?” “berapa jumlah ubin di
sisi barat, timur, utara dan selatan?” “sekarang bagaimana cara menghitung
kelilingnya?”
Fase III ( mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok )
7. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok
terdiri dari 3-4 orang yang heterogen.
Fase IV ( membimbing kelompok bekerja dan belajar )
8. Guru membagikan kotak persegi dan pita kepada tiap kelompok (LP 2).
9. Guru meminta siswa menghias tepi kotak persegi dengan pita dalam kelompok.
10. Guru membimbing siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, bekerja secara
jujur dan, bertanggung jawab sambil mengingatkan apabila ada hal yang
kurang mengerti didiskusikan dahulu dengan siswa lain dalam anggota
kelompok masing-masing. Selama bekerja dalam kelompok, guru juga meminta
siswa untuk menyumbang ide dan meminta siswa lain untuk menjadi pendengar
yang baik saat temannya menyampaikan idenya.
Fase V ( Evaluasi )
11. Guru meminta perwakilan kelompok untuk bertanggung jawab mempresentasikan
hasil kerja kelompok mereka dan ditanggapi kelompok lain.
Penggalan 2 (25 menit)
Fase IV ( membimbing kelompok bekerja dan belajar )
12. Guru membagikan lidi dengan panjang 40 cm dan kertas karton kepada setiap
kelompok. Selanjutnya siswa diminta membuat persegi dengan keliling 40 cm
dan ditempelkan di atas kertas karton.
13. Guru membimbing siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, bekerja secara
jujur dan, bertanggung jawab sambil mengingatkan apabila ada hal yang
kurang mengerti didiskusikan dahulu dengan siswa lain dalam anggota
kelompok masing-masing. Selama bekerja dalam kelompok, guru juga meminta
siswa untuk menyumbang ide dan meminta siswa lain untuk menjadi pendengar
yang baik saat temannya menyampaikan idenya.
Fase V ( Evaluasi )
14. Guru meminta perwakilan kelompok untuk bertanggung jawab mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka dan ditanggapi kelompok lain.
15. Siswa menyimpulkan pelajaran hari ini dengan bimbingan guru.
16. Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberi pertanyaan yang harus dijawab setiap anggota kelompok secara bergantian.
C. Penutup (5 menit)
Fase VI ( Memberikan penghargaan pada tim)
17. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok yang berkinerja sangat baik dalam kegiatan pembelajaran tersebut.






Pertemuan Kedua (2 x 35 menit)
A. Pendahuluan ( 5 menit)
Fase 1 ( menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa)
1. Guru memotivasi siswa dengan menceritakan kolam ikan yang akan dibuat di
samping rumahnya.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti ( 60 menit )
Penggalan 1 (30 menit)
Fase II ( menyampaikan informasi )
3. Guru meminta perwakilan siswa untuk mengambar persegi dan menggambar bentuk
kolam ikan (persegi panjang). Selanjutnya guru bertanya “Apakah kalian
masih ingat cara menghitung keliling persegi?” “Bagaimana dengan keliling
persegi panjang?”
4. Guru memberikan informasi tentang kolam ikan yang akan dibuat: kolam ikan
berbentuk persegi panjang. Kolam itu memiliki panjang 2 m dan lebar 175 cm.
Di sekeliling kolam akan dipagari. Untuk pintu masuk lebarnya 60 cm. berapa
panjang pagar kolam ikan?
Fase III ( mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok )
5. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok
terdiri dari 3-4 orang yang heterogen.
Fase IV ( membimbing kelompok bekerja dan belajar )
6. Guru meminta siswa menyelesaikan masalah dalam kelompok.
7. Guru membimbing siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, bekerja secara
jujur dan, bertanggung jawab sambil mengingatkan apabila ada hal yang
kurang mengerti didiskusikan dahulu dengan siswa lain dalam anggota
kelompok masing-masing. Selama bekerja dalam kelompok, guru juga meminta
siswa untuk menyumbang ide dan meminta siswa lain untuk menjadi pendengar
yang baik saat temannya menyampaikan idenya.
Penggalan 2 (30 menit)
Fase IV ( membimbing kelompok bekerja dan belajar )
8. Guru membagikan pita sepanjang 50 cm kepada setiap kelompok. Siswa diminta
membuat persegi panjang dari pita tersebut. Pita itu harus habis dipakai.
Persegi panjang ditempelkan di atas kertas karton. (LP 3)
9. Guru membimbing siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, bekerja secara
jujur dan, bertanggung jawab sambil mengingatkan apabila ada hal yang
kurang mengerti didiskusikan dahulu dengan siswa lain dalam anggota
kelompok masing-masing. Selama bekerja dalam kelompok, guru juga meminta
siswa untuk menyumbang ide dan meminta siswa lain untuk menjadi pendengar
yang baik saat temannya menyampaikan idenya.
Fase V ( Evaluasi )
10. Guru meminta perwakilan kelompok untuk bertanggung jawab mempresentasikan
hasil kerja kelompok mereka dan ditanggapi kelompok lain.
11. Siswa menyimpulkan pelajaran hari ini dengan bimbingan guru.
12. Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberi pertanyaan yang harus dijawab
setiap anggota kelompok secara bergantian.
C. Penutup (5 menit)
Fase VI ( Memberikan penghargaan pada tim)
13. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok yang berkinerja
sangat baik dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

IX. Penilaian Hasil Belajar
Lembar penilaian (LP) 1 : Produk
LP 2 : Proses
LP 3 : Proses
LP 4 : Lembar Pengamatan Berkarakter
LP 5 : Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial

X. Sumber Belajar
1. Lembar Penilaian (LP) 1
2. LP 2
3. LP 3
4. LP 4
5. LP 5
6. Silabus
7. Benda-benda di sekitar

Selasa, 21 Juni 2011

Tahapan Berpikir Siswa

Menurut teori Bruner, ada tiga tahapan berpikir yang dialami yaitu enactive, iconic dan symbolic. Pada tahap enactive apa yang dipelajari, dikenal, ataupun diketaui hanya sebatas ingatan. Kemampuan memproses informasi belum terjadi. Demikian pula dengan kemapuan berpikir yang lebih jauh dari apa yang terkandung dalam informasi tidak dapat dilakukan. Artinya, seseorang berpikir masih terbatas pada ruang, waktu, dan informasi yang diterimanya sebagaimana adanya (S. Hamid Hasan, 1996:88).
Pada tahap iconic anak sudah dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih jauh. Kemampuan mereka dalam berpikir tidak lagi terbatas pada ruang, waktu dan apa yang tersaji secara eksplisit dalam informasi yang diterima.kemampuan berpikir yang lebih abstrak, tidak terbatas misalnya dnegan alat yang harus terlibat atau dapat diraba, sudah mulai berkembang. Kemampuan berpikir logis sudah dapat mereka lakukan walaupun harus dikatakan bahwa tingkat abstraksi konsep masih sangat rendah (S. Hamid Hasan, 1996:88).
Pada tingkat symbolic siswa sudah mampu berpikir abstrak. Tingkat abstraksi yang mereka miliki sudah cukup kuat untuk dijadikan dasar dalam pengembangan pendidikan keilmuan. Pada jenjang ini mereka sudah dapat diajak berpikir analisis, sintesis, maupun evaluatif (S. Hamid Hasan, 1996:88).
Berdasarakn teori Bruner tersebut, maka tingkat perkembangan psikologi siswa dapat dikatagorikan yaitu SD periode enactive dan iconic, SMP periode iconic dan symbolic dan SMA periode symbolic.

Rabu, 15 Juni 2011

Siapa bilang metode ceramah itu jelek?

Mengingat bahwa beberapa mata pelajaran didominasi oleh data, informasi, serta konsep dan generalisasi maka hamper dipastikan bahwa penggunaan metode ceramah sebagai salah satu metode mengajar penting tidak dapat dihindari. Keberhasilan metode ini amat bergantung pada siapa yang menggunakannya, hakekat pengalaman yang dihasilkan untuk siswa dan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Metode ceramah amat tepat digunakan oleh guru yang bertujuan mengajar, mengungkapkan persoalan, membagi pengalaman pribadi atau jika guru inging menggunakan keahliannya untuk memperluas pengetahuan siswa melampaui sarana yang tersedia. Kesulitan dalam penggunaan metode ceramaha adalah tetap memelihara perhatian siswa dan banyaknya siswa yang sulit mengikuti tema yang diajarkan. Metode ceramah juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
a. Lebih ekonomis dalam hal waktu sebab metode ini membawa gagasan guru langsung pada masalah/fokus.
b. Memungkinkan guru meliputi jumlah siswa yang besar dan bila diperlukan meliputi bahan pelajaran yang luas.
c. Dapat membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis dan penuh perhatian.
d. Dapat menyajikan pengetahuan yang tidak ditentukan siswa dalam tugas membaca atau dalam pengalaman umum siswa.
e. Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari sumber lain.

Minggu, 12 Juni 2011

Guru dan artis

Teaching is an art, not a scinece.
jika seorang artis ditentukan seperangkat prinsip yang dapat membantunya untuk memiliki keahlian dalam profesinya maka demikian pula dengan seorang guru.

faridatulqomariyah: Hubungan guru_siswa di kelas

faridatulqomariyah: Hubungan guru_siswa di kelas: "Mengajar adalah berkomunikasi antara guru dengan siswa. Bentuk komunikasi guru-siswa sebagai berikut. a. Guru otoriter Seorang guru otorit..."

Hubungan guru_siswa di kelas

Mengajar adalah berkomunikasi antara guru dengan siswa. Bentuk komunikasi guru-siswa sebagai berikut.
a. Guru otoriter
Seorang guru otoriter menganggap dirinya sebagai arsitek budaya. Ia beranggapan bahwa ia telah diberi wewenang oleh masyarakat untuk membentuk kepribadian siswa sesuai dengan aturan-aturan yang secara khusus diserahkan masyarakat kepadanya. Pengajaran di bawah kendali guru yang dikenal dengan “teacher centered” atau “method of authority”. Para siswa adalah pendengar pasif informasi yang disampaikan guru di kelas. Bentuk hubungan seperti ini tidak memberi ruang untuk berdiskusi secara bebas atau mengemukakan pendapat secar bebas bagi siswa.
White dan Lippitt mengungkapkan beberapa sifat dari kelompok yang diajar oleh guru otoriter sebagai berikut:
1. Siswa mengembangkan sikap apatis dan tidak mandiri
2. Tidak memiliki kemampuan untuk berinisiatif dan bertindak secara kelompok
3. Tidak berminat mengerjakan pekerjaannya tanpa kehadiran guru, pimpinan.
4. Melakukan kejahatan dan agresi terhadap anggota kelompok.
b. Guru demokratis
Guru demokratis akan memimpin siswanya untuk mengkaji masalah-masalah yang bermanfaat sesuai dengan minatnya. Oleh sebab itu hal yang mendasari hubungan kerjasama guru siswa adalah prinsip saling memberi dan menerima serta saling mengahargai pemikiran masing-masing. Beberapa ciri yang ditampilkan oleh kelas yang demokratis diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Persahabatan dan suasana percaya diri
2. Saling menghargai dan bekerjasama
3. Hasil-guna yang tinggi dan kebiasaan bekerja sendiri/mandiri
4. Berinisiatif dalam bekerja secara efektif tanpa hadirnya pimpinan sekalipun

Selasa, 31 Mei 2011

Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assited Individualization atau Team Accelarated Instruction)

Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil
belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut.
a.Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b.Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c.Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 - 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
d.Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
e.Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f.Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g.Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).